Surapati oleh Abdoel Moeis

Jostein Gaarder pernah berkata dalam bukunya Dunia Sophie bahwa seseorang harus mengetahui minimal 3000 tahun tentang sejarah dirinya. Hal ini berarti aku harus mengetahui sejarah bangsa ini setidaknya dari tahun 1700.

33398219Aku benar-benar sadar dan malu bahwa aku tidak tahu banyak mengenai sejarah bangsa ini. Aku pernah belajar mengenai sejarah Indonesia di sekolah, namun aku tidak terlalu peduli dan guru-guru yang pernah mengajarkanku tidak membuatkanku peduli mengenai sejarah. Mereka lebih peduli agar muridnya hafal tanggal-tanggal sejarah dan kejadiannya. Infinity Challenge, sebuah variety show yang sangat penting untukku, pernah memiliki episode mengenai sejarah negaranya yakni Korea. Aku bahkan tahu banyak mengenai sejarah mereka dari episode-episode Infinity Challenge yang ku tonton. Jika saja aku bisa berkata kepada guru-guru sejarahku dulu, aku ingin bilang bahwa aku tidak peduli mengenai tanggal, yang kupedulikan adalah cerita mereka, bagaimana mereka berjuang, bagaimana sifat dan karakter tokoh pahlawan-pahlawan ini, apa kesulitan mereka, apa yang telah mereka capai juga, apa hal yang menarik dari orang-orang yang berperan penting dalam sejarah bangsa ini.

Tapi, ya sudahlah karena tetap saja yang bersalah adalah aku sendiri yang luar biasa ignorance-nya ketika aku masih remaja.

Aku pun mencari di Wikipedia mengenai pahlawan-pahlawan nasional dan menemukan nama yang menarik. Untung Surapati. Lalu aku klik link yang berada pada namanya dan ku temukan hal yang menarik juga, bahwa dia adalah seorang raja meskipun dia pernah menjadi budak. Budak menjadi raja, betapa kerennya itu. Maka aku pun mencari buku yang memuat hal ini. Namun, literatur kita sangatlah minim sehingga yang kutemukan hanya satu buku yang menceritakan hal ini (setidaknya saat itu hanya satu buku ini saja), yakni buku Surapati karya Abdoel Moeis.

Buku ini menarik karena menggunakan Bahasa Indonesia yang berbeda dengan Bahasa Indonesia yang digunakan sekarang. Tentu saja karena buku ini dipublikasikan pertama kali pada tahun 1950-an. Sebenarnya, aku kurang begitu suka dengan cara Abdoel Moeis menulis, seperti tidak niat (mungkin ini hanya kesanku saja). Aku juga tidak begitu menyukai bagaimana romansa Surapati diceritakan. Sebenarnya mungkin saja cerita-cerita cinta tersebut dapat dituangkan dalam sebuah buku menjadi lebih indah daripada cara cerita cinta yang ditulis Abdoel Moeis di sini. Tapi dari segala hal yang aku kurang suka dari buku ini, aku belajar lumayan banyak mengenai sejarah Jakarta, Banten, Cirebon, dan Mataram, dan tentunya mengenai Untung Surapati ini.

Leave a comment